KENAPA TIDAK MELAWAN ?

Tulisan ini dibuat karena perasaan muak dengan apa yang saat ini terjadi.

Sedikit desclaimer, anda tidak perlu menilai tulisan saya karena ini merupakan tulisan untuk sekedar bercerita tanpa harus mikirin kaidah-kaidah. Saya sudah yakin ini jelek. Focus ke ceritanya aja sudah.

Mengenai permasalahan ini, ada beberapa suara dan sudut pandang dari berbagai macam arah yang tertuju kepada permasalahan ini. Ada yang mengaku sebagai korban dan ada juga yang memberikan kesaksian adanya sebuah pembangkangan dari kawula muda terhadap orang yang dianggap penting dan memiliki power.

Permasalah ini terjadi di suatu organisasi tunas (nama disamarkan, eh tapi pasti sudah tau sih) yang mana permasalahan ini melibatkan 2 kedudukan penting di dalam organisasi itu. Mari kita sebut saja kedua pihak ini dengan Orang Dewasa (pengurus) dengan Anak Muda.

Anak Muda pada dasarnya cenderung memiliki sifat Mandiri dan Batas Pengujian, sehingga membuat anak muda ini sudah menganggap diri mereka mampu tanpa pengawasan dan bimbingan orang dewasa, inilah yang ‘mungkin’ juga terjadi pada permasalahan ini.

Dari perspektif anak muda, yang saya dapat kesimpulan dari permasalahan ini adalah suatu ketika disaat organisasi ini diminta untuk memberikan tenaga bantuan tambahan dalam pelaksanaan penanganan Covid-19, terdapat suatu miskomunikasi antara pihak yang meminta bantuan dengan para petinggi organisasi ini, yang mana pada saat Surat Penugasan pelaksanaan kegiatan tersebut sudah mencapai akhir dari masa berlakunya, pihak yang meminta bantuan tidak juga memberikan kepastian dalam melaksanakan penugasan ini, dan saat pimpinan organisasi ini mengambil keputusan untuk menarik kembali anggotanya, sifat kemandirian dari anak muda ini pun keluar dan menganggap para orang dewasa ini menghalangi kegiatan mereka. Sehingga terjadi perdebatan antara orang dewasa dengan anak muda yang berujung orang dewasa mengeluarkan kata-kata yang yang seakan merendahkan anak muda ini. Menurut saya, terlepas apapun yang diperintahkan dan bagaimanapun caranya merendahkan, mungkin akan lebih elok jika ‘kalimat istilah’ yang sedikit agak kasar tidak perlu diucapkan, yah karena sisi emosional anak muda memanglah masih sensitif

Namun, ada sedikit perbedaan cerita jika kita mengulik permasalahan ini melalui perspektif orang dewasa. Orang dewasa menganggap saat mereka menarik mundur anggotanya, para anak muda ini tidak ingin mendengarkan apa yang telah diperintahkan. Yang mana menurut saya yah memang salah jika kita menolak atau bahkan tidak mendengarkan apa yang pimpinan kita perintahkan karena organisasi ini merupakan suatu organisasi yang bisa dibilang memiliki structural yang sangat rapih dengan system koordinasinya yang harusnya juga bisa dibuat rapih dan baik.

Lanjut lagi dari perspektif orang dewasa, saat terjadi perdebatan antara orang dewasa dengan anak muda, anak muda ini cenderung ngeyel dan ingin berdiri sendiri dengan kata lain yaitu ingin bebas dari perintah orang dewasa. Perdebatan yang ‘katanya’ Panjang itu tidak menemui titik terang sehingga berujung pada dibekukannya kepengurusan si anak muda.

Mungkin saya tidak akan membahas dari perspektif lain yah karena yang paling mengerti soal permasalahan ini yah kedua pihak ini.

Permasalahan yang semakin lama semakin keruh ini akhirnya menemui tidak menemui titik positif, sehingga membuat orang dewasa mengambil kesimpulan untuk mengadakan pertemuan dengan para anak muda lain yang kemudian setelah diadakan pembahasan, memutuskan untuk melaksanakan suatu Musyawarah Luar Biasa untuk menggantikan kepengurusan anak muda pertama.

Beberapa hari berlalu, akhirnya hari dimana MusLub itu dilaksanakan dan disepakatinya hasil-hasil muslub. Saya memang mengikuti muslub itu dan ada beberapa pertanyaan yang masuk ke saya mengenai hal ini, “Kenapa tidak menolak atau melawan kalau memang tau ini salah ?”

Sebelum acara tersebut resmi dibuka, beberapa diantara kami sempat bertanya mengenai status kepengurusan lama dan dijawab kalau surat pemberhentiannya sudah ada dan menurut aturan ini sudah benar.

“Tapi kan Muslub nya tidak SAH karena kepengurusan lama tidak ada ?”

Ini murni pendapat saya, kalaupun diminta untuk datang mayoritas dari kami pasti setuju kalau kepengurusan lama tidak akan datang dengan alasan sudah dipermalukan. Dan juga muslub ini sifatnya adalah urgent.

Tapi ada bebrapa pertanyaan saya juga untuk yang merasa tertanya.

“Kenapa hal yang dipermasalahin selalu berbeda ?”

“kenapa tidak ada usaha untuk memperbaiki hubungan dengan orang dewasa ?”

“dan Kenapa permasalahan yang seharusnya menjadi permasalahan internal, malah dibicarakan dengan orang luar ? mencari simpatisan ?”

Ah sudahlah…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts