SEMALAM DALAM 15 MENIT

Ini adalah kisah anehku. Tentang bagaimana aku yang terjebak di alam bawah sadarku, yaitu di kehidupan mimpi..
sempat beberapa kali ingin menulis ini, tapi selalu terhenti tatkala tangan, atau bahkan seluruh tubuhku terasa merinding ketika mengingat momen ini kembali. Bahkan baru menulis sampai sini saja, diriku kembali merasa merinding.

kemampuan untuk mengingat semua hal di dalam mimpi yang sangat terbatas dan kurangnya rasa peka pada diriku membuat aku seakan merasa hal ini terjadi begitu saja. Hingga aku menyadari sesuatu ada yang tidak beres denganku beberapa hari bahkan beberapa minggu sebelum aku terjebak di alam bawah sadarku.

Déjà vu, adalah kondisi dimana kita merasakan suatu sensasi yang kuat dan sangat meyakinkan bahwa suatu peristiwa yang saat ini kita jalani adalah peristiwa serupa yang sudah pernah terjadi dimasa lalu baik itu berupa suasana, orang-orang, bahkan posisi duduk pun seperti terekam didalam memory kita. tetapi apa yang ku alami dalam beberapa hari terakhir ini adalah dimana aku yang merasakan Déjà vu secara terus menerus. Hal ini bukan hanya sekali kurasakan bahkan bisa sampai 3 hingga 4 kali dalam sehari dan itu hampir terjadi setiap hari.

Aku merupakan tipikal orang yang memiliki Circle Pertemanan yang sangat kecil. Rokif, Vale, Syarif, Yuni, Ijal dan Andira adalah sahabat-sahabatku yang juga termasuk dalam Circle kecil itu. kami memang sangat intens bertemu, baik itu untuk ngopi ataupun hanya sekedar berkumpul, bercerita serta bermain game online bersama. Saat bersama mereka lah Déjà vu yang kualami sangat sering kurasakan. Tetapi jika dilihat dari seberapa intens kami bersama, sesering apa kami mengobrol dan sebanyak apa tempat yang sudah kami kunjungi, rasanya sangatlah wajar jika aku merasakan Déjà vu ini. Hal itu lah yang sedikit membuatku menjadi merasa biasa saja bahkan aku sempat berkata dalam hati.
"ah, biasa aja. kan memang sudah sering ngumpul", kataku.
Namun pemikiran itu seakan sirna, ketika aku bertemu dengan sepupu dari Andira, yaitu Ade. Ia merupakan seorang wanita yang baru saja lulus dari SMA nya. ini merupakan kali pertama saya bertemu dengan Ade, yah wajar saja, dipandang dari usia, pendidikan dan tempat tinggal saja jauh. maka tak heran jika saya baru pertama kali bertemu dengannya. namun saat dia duduk di samping Andira, aku sontak terdiam dan teman-teman yang lain menyadari bahwa aku tiba-tiba terdiam dalam beberapa detik.

(Rokif memukul lenganku)
"weh beingat cewekmu, mandangin ade terus". pukulan mendadak dan kata-kata dari rokif sekatika langsung membuat aku tersadar kembali
"Enggak Cok". balasku
"helleh terus kenapa kau tatap terus si ade, sampe gak kedip pula". sahut Rokif lagi dengan nada bercanda.

aku terdiam pada situasi tersebut, ini karena aku kembali merasakan Déjà vu, namun kali ini terasa sangat aneh. Bagaimana bisa aku merasakan Déjà vu saat bertemu dengan Ade, sedangkan melihatnya pun baru malam ini. itu terus mengganggu pikiranku bahkan hingga saat kami semua pulang kerumah masing-masing tatkala waktu sudah menunjukkan pukul 01.00, rasa penasaranku masih menetap didalam pikiranku. Apa yang sebenarnya terjadi ? mengapa aku selalu merasakan Déjà vu dalam beberapa hari terakhir dan terjadi secara intens ? pertanyaan itu tidak dapat kujawab saat ini. Yang pasti, ini adalah awal dari perjalanan alam bawah sadarku yang sangat menakutkan bagiku.

waktu menunjukkan pukul 2 pagi ketika angin kencang saat itu menjatuhkan sebuah benda di teras rumahku dan membuatku terkejut. terdengar juga suara rintikan hujan yang jatuh di atap rumah. Dan benar saja, semakin lama hujan tersebut semakin menjadi deras. diikuti suara angin dan dinginnya suasana saat hujan, aku memutuskan untuk meletakkan handphone yang sedari tadi kumainkan di sebuah meja kecil samping kasur. perlahan aku mulai membenarkan posisi tidurku dan menarik selimutku sehingga menutupi kaki hingga dadaku, mencoba untuk memejamkan mata agar dapat tertidur lelap.

Entah mengapa, keadaan terdengar semakin sunyi, padahal beberapa menit yang lalu baru saja hujan deras.
"ah paling sudah agak reda, hujan lewat aja berarti". gumamku dalam hati
Aku tidak tahu sudah berapa lama aku memejamkan mata mencoba untuk tertidur tetapi terasa tidak membuahkan hasil. Ini membuatku kembali membuka mata dan mengambil lagi handphoneku untuk mengisi waktu.
"Pancing tidur dulu ah". kataku

setelah sekitar 30 menit aku memainkan HP, tiba-tiba terdengar suara wanita seperti ingin berteriak namun disumpal oleh tangan. Aku pun melihat keluar jendela, namun tidak ada apa-apa. Aku pun kembali memainkan hpku, dan tidak lama berselang terdengar lagi suara yang sama seperti itu tetapi ini seperti suara laki-laki. Rasa penasaran yang besar pun membuat aku beranjak dari tempat tidurku dan keluar kamar. saat aku keluar dari kamar, aku langsung dikejutkan oleh orang asing yang masuk kedalam rumahku dan terlihat dia menutup mulut ayahku dengan tanggannya sambil menusukkan pisau kecil ke perut ayah. akupun sontak berteriak

"MALIIIING". teriak ku

sambil ketakutan aku berlari ke kamar Mama dan berniat membangunkan mama, dan aku kembali terkejut saat aku melihat Ibu dan Adikku telah dibunuh juga oleh orang asing ini. yang aneh adalah dimana orang asing ini seakan tidak melihatku dan ketika aku berlari untuk keluar dari rumah, aku tiba-tiba terpeleset akibat darah ayah yang memenuhi lantai ruang tamuku. saat aku terpeleset, seketika itu juga aku terbangun dari tidurku. yah benar, aku sedang bermimpi buruk.

aku mencoba menenangkan diri dan mengingat kembali mimpi buruk yang barusan aku alami. setelah merasa cukup baikan, aku mencoba untuk pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih. namun siapa sangka, saat aku sedang mengambil air minum, ternyata benar ada orang asing menggunakan pakaian serba hitam dan topeng hitam masuk kerumahku melalui jendela belakang rumahku. aku pun tidak langsung berteriak, melainkan bersembunyi terlebih dahulu sembari menunggu apa yang akan dilakukan orang asing tersebut.

aku mengambil sebuah tongkat besi yang ada di dapurku untuk berjaga-jaga jika orang tersebut ingin menyerang diriku,

"Mati Kamu Maling!!" ujarku dengan suara kecil

ketika aku keluar dari dapur, aku tidak melihat dia memeriksa barang-barang di rumahku, tetapi langsung menuju kamar Ibu dan Adikku. Aku terus mengikuti orang asing tersebut dan mengintip apa yang ia lakukan didalam kamar Ibu dan Adikku. saat aku berada tepat di depat kamar Ibu, aku mendengar suara seperti yang aku dengar didalam mimpi. Yah benar, ternyata itu suara ibu. Aku kemudian segera masuk ke kamar ibu dengan maksud untuk menyerang orang asing itu. Yang membuatku bingung adalah saat aku ingin menyerang orang tersebut, benda yang aku pegang bahkan pukulanku tidak dapat mengenai orang asing tersebut. aku mencoba menyentuh Ibu, tetapi aku pun juga tidak bisa menyentuh ibu yang saat itu sedang ditutup mulutnya dan ditusuk perutnya dengan sebilah pisau yang cukup besar.

Aku menangis sambil keluar dari kamar ibu dan mencoba membangunkan Ayah. Karena aku yakin, orang tersebut selanjutnya akan membunuh adikku lalu ayahku. saat aku akan membangunkan ayah, aku juga ternyata tidak dapat menyentuhnya. akupun melihat tanganku dengan kebingungan sembari berkata
"aku kenapa ? kenapa aku gak bisa memegang Ibu dan Ayah" ujarku.
aku kemudian merasa kalau yang saat ini terbangun adalah diriku yang berada pada dimensi lain, itu berarti aku bisa kembali ke tubuhku untuk bangun dan menyelamatkan ayahku. aku kemudian berlari menuju kamarku dan saat aku masuk kedalam kamar, kamarku sangat gelap seperti tidak ada cahaya yang masuk, padahal saat aku ingin pergi mengambil air minum, aku sangat yakin sudah menyalakan lampu kamar. namun karena hanya memikirkan keselamatan keluargaku, aku pun berlari ke kamar yang gelap itu, namun...
"aaaaaaaaaaaaa.........."
aku berteriak karena terjatuh diruangan gelap tersebut yang ternyata sangat dalam. dan tiba-tiba aku terbangun karena terkejut.
aku kemudian duduk diatas kasurku sembari merenungi apa yang terjadi, dan aku baru mengingat suatu hal
"Astagaaa, Jendela belakang belum dikunci"
aku kemudian bergegas ingin keluar kamar dan menutup jendela belakang rumahku. baru saja saat aku ingin keluar kamar, aku melihat darah segar mengalir kedalam kamarku dari luar. saat aku buru-buru keluar, ternyata aku melihat ayah telah terbunuh dan orang asing itu benar-benar melihatku. yah, kali ini benar-benar terjadi. Aku yang sudah mengetahui ini dari mimpi sudah memastikan bahwa Ibu dan Adikku pasti telah terbunuh jadi aku tidak berlari ke kamar mereka, aku menangis sambil berlari menuju luar rumah yang ternyata sudah pukul 6 pagi, dan dengan penuh keyakinan pasti tetanggaku sudah bangun. aku ingin berteriak namun orang tersebut terlebih dahulu menangkapku, dan mengancamku untuk tidak berteriak. aku pun menurutinya. orang asing tersebut pun mengikatku, dan berbicara kepadaku.
"aku sudah lama mengincarmu". katanya kepadaku.
"kenapa kamu mengincar aku ?" tanyaku dengan suara yang bergetar karena ketakutan.
"kamu masih gak sadar kamu melupakan apa ?" tanyanya.
aku hanya menggelengkan kepala karena bingung dengan maksud orang tersebut.
"masih gak sadar ?" timpanya lagi
"dari kejadian malam ini, dimana kamu masih saya biarkan hidup, kamu seharusnya belajar bahwa tuhan masih sangat baik dengan kamu. tuhan masih membiarkan kamu hidup walaupun kamu sering melupakan tuhanmu". tambahnya.
(suara kursi digeser)
"Enggak Sholat, Baca Qur'an, bahkan mulutmu saja sering keluar kata kasar". lanjutnya sambil berdiri.
"tapi kenapa kamu bunuh keluargaku". tanyaku
"HAHAHAHA... biar kamu merasakan rasanya menahan beban hidupmu sendiri tanpa keluarga". ucapnya sambil mendekatkan wajahnya kedepan mukaku.
"lalu kamu siapa ?" tanyaku lagi.

kemudian orang itu kembali duduk di kursi yang tadi ia geser, dan menghadap ke arahku lalu perlahan membuka topengnya.
ketika topeng itu telah terbuka, aku sangat sangat terkejut. karena orang dibalik topeng hitam yang membunuh semua keluargaku itu adalah diriku sendiri.
"aku adalah kamu, aku adalah dirimu yang merasa kecewa dengan sifatmu saat ini". katanya.
"untuk membuat kamu merasakan apa yang Ayah, Ibu dan Adikmu rasakan sangat gampang, aku tidak perlu menyentuhmu, cukup untukku bunuh diri dan kamu juga akan mati". lanjutnya
"sadar lah dan mari kita akhiri semua ini" ucapnya sambil membuka kembali pisaunya.
Ia pun mengayunkan pisaunya ke perutnya.
"JANGAAAAAAAAAAAAAAAAAN!!!!". Teriakku.
pisau itu pun mendarat tepat diulu hati dan aku pun merasakan suatu rasa sakit seperti benar benar ditusuk pisau yang besar. namun saat aku merasakan puncak sakit tersebut, aku tiba-tiba terbangun karna terkejut dan berteriak.

ketika aku terbangun, ternyata Ibuku sudah ada di dekatku
"Kamu kenapa ?" kata ibuku.
"aku mimpi bu" jawabku.
"yaudah lanjut tidur aja, jangan lupa berdo'a makanya". ibuku memberiku nasihat
"bu, jendela belakang sudah dikunci ?" tanyaku.
"sudah, tadi barusan ibu kunci, soalnya angin kencang jadi jendelanya terhampas". jawab ibuku.
ibu pun kembali ke kamarnya dan aku pun diam sejenak sembari merenungi apa yang terjadi di dalam mimpiku. yang mengejutkannya adalah saat aku memeriksa jam di ponselku, ternyata waktu masih menunjukkan pukul 2 lewat 15 dini hari, itu berarti aku baru saja tertidur 15 menit. namun apa yang aku rasakan tidak seperti 15 menit, melainkan telah terjadi semalaman karena aku yakin sekali saat saat terakhir itu matahari sudah mulai terbit. aku sudah sangat meyakini kalau ini bukan mimpi lagi adalah saat aku bisa merasakan segarnya air minum.

karena aku sudah terbangun, akupun melakukan sholat Tahajjud, kemudian setelahnya barulah aku tidur dan itu adalah tidur yang kurasa sangatlah nyaman dan tenang. Bahkan sangking aku sangat menikmati tidurku ini, aku sampai terbangun pada pukul 11 Pagi. aku bersyukur, karena setelah kejadian itu, aku sudah tidak merasakan Déjà vu akut. Dan ini sangatlah menyenangkan.

apa yang aku tulis bukanlah berdasarkan cara menulis cerita yang baik, karena aku hanya menceritakan apa yang ingin aku ceritakan.
Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts